Dampak Covid-19 bagi bisnis UMKM
Nama : Moch. Wildan Arif
Kelas : Manajemen Bisnis A-01
NIM : 01219009
PANDEMIK COVID-19 DAN DAMPAKNYA BAGI UMKM
Virus corona menjadi topik terhangat sejak dua pekan terakhir Januari 2020. Virus ini mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, terutama setelah merenggut nyawa ratusan orang hanya dalam waktu dua pekan. Satu hal yang paling mengkhawatirkan adalah virus ini terus mencari mangsa, sementara obatnya hingga saat ini belum ditemukan. Virus corona jenis baru mulai menjadi perhatian masyarakat dunia setelah pada 20 Januari 2020, otoritas kesehatan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, mengatakan tiga orang tewas di Wuhan setelah menderita pneumonia yang disebabkan virus tersebut.
Dilansir dari Asian Nikkei Review, berita tersebut langsung meresahkan warga Tiongkok yang akan melakukan perjalanan pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada 25 Januari 2020. Virus ini terasa semakin menakutkan bagi warga karena berkaitan dengan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang pernah menewaskan hampir 650 orang di Tiongkok dan Hong Kong pada 2002 dan 2003.
Pada bulan Maret 2020, Indonesia memulai peperangan untuk menghadapi pandemic Virus Corona (COVID-19). Dampaknya telah memukul berbagai sudut ekonomi, indeks bursa saham rontok, rupiah terperosok, dan pelaku di sector riil berteriak susah berusaha. Lembaga keuangan dunia, ekonom, dan otoritas pemerintah membuat sejumlah prediksi, ekonomi Indonesia bisa masuk dalam scenario terburuk jika tidak mengatasi dengan benar pandemic ini.
Tak hanya merontokkan pasar modal, virus corona juga menjatuhkan nilai tukar rupiah. Harga jual dolar Amerika Serikat di lima bank besar menembus Rp 17 ribu. Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate atau JISDOR menempatkan nilai rupiah di posisi 16.608 per dolar Amerika. Kemerosotan ini tampaknya belum akan berhenti karena wabah Covid-19 di Indonesia semakin luas. Kasus dan korban corona terus berjatuhan di berbagai daerah.
Secara garis besar, Indonesia menghadapi resiko kenaikan equity risk premium, penurunan suplai tenaga kerja, kenaikan biaya produksi, penurunan permintaan, dan kenaikan anggaran belanja. Kenaikan harga barang, ditambah penghasilan yang menurun akibat penyakit (jika tidak di-PHK) adalah kombinasi fatal pemukul daya beli. Pemerintah harus mengantisipasi merosotnya konsumsi yang salama ini jadi penyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kuncinya adalah realokasi anggaran. Pemerintah perlu memprcepat pengajuan rancangan APBN Perubahan 2020 dan tahun-tahun mendatang akan sangat bergantung pada penanganan pandemic COVID-19. Makin buruk penanganan, korban akan terus berjatuhan dan sulit membendung dampak ekonominya.
TIPS AGAR PELAKU UMKM BISA BERTAHAN
HADAPI KRISIS AKIBAT PANDEMI COVID-19
Tantangan ekonomi saat ini sangatlah berat. Masyarakat berada dalam kondisi waspada dan sangat berhati-hati dengan membatasi bepergian dan konsumsi, tentunya hal ini berimbas pada transaksi jual beli di pasaran. Berbagai elemen yang terkena imbas sebut saja restoran, pasar, pusat pembelanjaan, transportasi online, hingga para pemilik UMKM.
Pada krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008, sector UMKM memang menjadi penompang ekonomi karena mayoritas belum mendapat akses financial dan permodalan sehingga tidak terdampak krisis. Namun saat ini, sector UMKM justru paling rentan atas imbas virus corona.
Di masa sekarang, penggunaan teknologi akan menjadi solusi terbaik untuk membantu roda perekonomian UMKM tetap berjalan. Selain bantuan modal, pemasaran melalui media social dan automasi pembukuan akan memudahkan UMKM untuk menyusun strategi yang sekiranya tepat guna kelangsungan usaha saat ini dan kedepannya.
Tips Yang Dapat Di Terapkan Pelaku UMKM
Dalam Menghadapi Tekanan Ekonomi
Pertama
Dengan memanfaatkan media social sebagai channel utama pemasaran. Di tengah himbauan social distancing, media social dapat menjadi salah satu cara dalam mempromosikan produk atau usaha.
Kedua
Pastikan cashflow terjaga dengan sehat. Arus kas mejadi unsur paling penting dalam bisnis sehingga pemilik usaha harus mampu mengelola uang tunai secara optimal.
Ketiga
Rencanakan ulang pendapatan dan pangkas anggaran biaya. Pemilik usaha harus dapat memilah pos anggaran mana yang menjadi prioritas dan melakukan penyesuaian budget dengan kondisi saat ini.
Keempat
Selalu memonitor transaksi bisnis. Lakukan transaksi perbankan secara online di rumah. Missal melalui ditur Cash Link pada Jurnal, pemilik usaha dapat melakukan rekonsiliasi bank secara otomatis tanpa perlu repot mengunjungi kantor fisik.
Kelima
Perhatikan kondisi stok barang. Cek status persediaan barang secara berkala dan real time.
Teknologi memegang peranan besar dalam keberlangsungan operasional perusahaan dalam kondisi saat ini. Adopsi teknologi cloud melalui software akuntansi seperti Jurnal akan memudahkan pemilik usaha tetap dapat memantau serta mengakses laporan keuangan usaha dengan aman dimanapun dan kapanpun serta biaya yang terjangkau.
#bangganrotama
#narotamajaya
#thinksmart
#generasiemas
#suksesituaku
Komentar
Posting Komentar